Adventure,  Art,  Travel

Kembara | Hidup Adalah Sebuah Perjalanan

Travel Photography | Dal Lake | Kashmir

© 2012 Wazari Wazir | Satu Ketika di Dal Lake Kashmir | Srinagar

“Batas akan tetap menjadi batas, saat tak ada yang benar-benar berani menyeberanginya. Seperti halnya kita menamai utara sebagai utara, karena tak ada yang pernah bertanya kenapa.

Jarak akan tetap menjadi jarak, saat tak ada yang memulai langkah untuk menyudahinya. Kita hanya menduga-duga, sebelah langit mana yang berwarna lebih merah.

Dan, perjalanan hanya akan menjadi perjalanan, saat tak ada yang sudi menceritakan kisah yang menyertanya. Maka, temuilah, lewati batas, tuntaskan jarak. Ceritakan – setidaknya kepada diri sendiri, tentang jawaban yang kita temui.”

– Petikan Buku The Journeys 3Yang Melangkah dan Menemukan | By Alexander Thian Dll.

Saya belum lagi memiliki buku “The Journeys 3” tetapi tertarik dengan post bergambar di Twitter oleh @DuaRansel, saya amat tertarik tentang tulisan di dalam muka surat tersebut lantas bertanyakan kepada mereka, buku apakah itu? Lantas mereka membalas, petikan dari buku “The Journeys 3”, yag mengisahkan kisah perjalanan beberapa orang penulis.

Kalau hendak diceritakan tentang kembara, tentang minat melihat negara orang, budaya orang, kisah hidup dan macam-macam lagi memang agak panjang, “panjang” bukan soalnya, masalahnya ialah saya tidak pandai untuk bercerita dengan panjang lebar tanpa mengundang kebosanan pembaca.

Rasanya petikan atau sinopsis buku “The Journeys 3” yang saya kongsikan diatas tersebut, cukup untuk menjawab setiap pertanyaan mengapa kita perlu mengembara keluar melihat dunia luar, jauh daripada tanah air kita sendiri.

Kalau kita bersembang dengan mereka yang tidak minat keluar melihat dunia luar, kita hanya akan membuang masa, menjawab setiap pertanyaan atau melayan alasan-alasan mereka, sebaliknya sekiranya kita berbual dengan mereka yang mempunyai minat yang sama, kita akan sentiasa cuba mencari jalan untuk melaksanakan impian bersama dan bukannya mencari-cari alasan mengapa sebuah perjalanan itu tidak perlu diteruskan, mungkin ditangguhkan tetapi bukan terus dihumban jauh dari tingkap mimpi.

“Usia muda adalah usia yang paling tepat untuk bermimpi dan mengusahakan impian-impian itu untuk menjadi nyata.”

– Alitt Susanto –

Bagi saya, faktor utama yang membuatkan saya ingin keluar melihat dunia ialah “Curiosity” atau perasaan ingin tahu yang membuak-buak. Memang betul, di zaman serba canggih ini, perasaan ingin tahu itu amat mudah untuk dilunaskan hanya dengan menaip beberapa ayat atau pertanyaan di kotak carian Google dan dalam masa tidak sampai beberapa saat, apa yang ingin kita tahu, tempampang di depan skrin komputer ataupun paparan skrin telefon pintar kita, di dalam bilik tandas yang sempit dan kecil pun kita sudah mampu meneroka apa yang ada di ruang angkasa, hanya dengan sebuah telefon bimbit yang mempunyai capaian laman sesawang atau internet.

 Bagaimana suasana di Dal Lake, Kashmir? Mudah saja, Google saja, tak perlu menghabiskan ribuan ringgit untuk  terbang ke Kashmir hanya semat-mata untuk mengetahui bagaimana keadaanya di sana, mungkin sebuah gambar tidak mampu untuk bersuara tetapi melalui Youtube, Vimeo dan laman video yang seumpamanya kita mampu mendengar suara, kita mampu melihat pergerakan orang-orang di sana, kita mampu mendengar kocakan air, hasil dayungan pengemudi Shikara di sana.

Namun bagi sesetengah orang, semangat ingin tahu mereka tidak habis di “Google” sahaja, mereka memilih untuk tidak setakat menjadi penonton, tetapi mereka juga ingin turut serta, sebagai contoh gambar di atas, di dalam gambar tersebut, kelihatan sebuah perahu, di mana di sana ada beberapa orang sedang berkumpul, mereka sebenarnya sedang membeli sarapan, semacam sejenis roti yang ada sedikit inti, rasanya memang sedap kerana saya turut membeli makanan tersebut.

Bercakap tentang sedap, mana mungkin mampu kita merasa “sedap” hanya dengan melihat gambar atau video, dan bercakap tentang sejuknya Kashmir sewaktu musim dingin, mana mungkin dapat kita rasa hanya dengan melihat gambar, kalaupun saya beritahu sejuknya dalam lingkungan -3 Celsius, bolehkah anda bayangkan kesejukannya kecuali anda sendiri pernah mengembara ke negara yang sesejuk itu.

Cukuplah rasanya saya tulis setakat ini, sepertimana yang saya beritahu, sekiranya semakin panjang yang saya tulis, semakin panjang pula kebosanan anda, jadi untuk tidak memanjangkan kebosanan anda, saya cadangkan, terutamanya kepada sahabat semua yang belum pernah sekalipun pergi ke luar negara, yang belum sekalipun memiliki sebuah dokumen berwarna merah yang di beri nama Passport.

Pergilah buat Passport, setidak-tidaknya bila anda telah memiliki Passport dan telah membayar beratus ringgit  untuk memiliki buku sebesar tapak tangan itu, akan lahir perasaan untuk keluar melihat dunia, untuk melihat lembaran-lembaran kosong di passport anda itu dicop dengan warna biru dan merah atau dengan pelbagai warna dan bentuk rupa, yang mana setiap cop itu mewakili sebuah cerita. Cerita bahawa sesungguhnya hidup ini adalah sebuah perjalanan dan bukan sebuah perjalanan “Virtual” di kotak carian “Google” semata.

Saya minta maaf kalau tulisan saya ni membosankan, bukan salah saya, awal-awal lagi saya dah beritahu, ada masa nanti akan saya berguru dengan Pak Agustinus Wibowo…

I'm a Photographer and Travel Blogger...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.